Pertama kali aku kenal dengan Toto Chan, ketika itu aku masih duduk di kelas tiga SMK. Aku lagi nda ada kerjaan ketika itu, terus buka buka kumpulan bukunya orang yang sangat baik karena mengijinkan aku tinggal di rumahya hanya supaya kodisi dan kesehatanku terkontrol.
Pas lagi buka buka, aku dapat sebuah buku dengan sampul tebal berwarna pink, berjudul Toto-Chan Gadis Cilik di Jendela, aku kira itu adalah sebuah komik, kemudian aku buka dan baca. Sempat kecewa juga karena perkiraanku salah alias itu bukan sebuah komik, melainkan cerita seorang aak keci. Yah agak sedikit membosankan juga sih, hingga pada akhirnya aku paham ketika aku baca sebagian isinya. Aku langsung jatuh cinta dengan sosok Tomo Gakuen, sebuah sekolah yang tidak pernah memandang bahwa sebuah kekurangan adalah kekurangan, tapi kekurangan seseorang adalah merupakan kelebihan jika kita bisa mencari dan mengelolanya.
seandainya di Indonesia mampu menerapkan sistem pendidikan seperti itu pasti sangat menyenangkan bagi anak anak, dan tidak akan ada anak yang minder karena kekuranganny, ataupun anak nakal karena kita telah menjudge dia nakal. tidak akan pernah ada korupsi merajalela, atau seorang tahanan yang keluar penjara ketika masih dinyatakan bersalah.
Apalagi jika, sistem pendidika yang ada di Tomo Gakuen itu di sinergikan dengan pendidikan akhlaq yang mulia dan dengan keteladanan para pemimpin, guru, orang tua serta public figur.
Yah semoga saja...... suatu hari pedidikan di Indonesia benar benar mampu menelurkan orang seperti Toto Chan.
Ups....... penasaran kan dengan Toto Chan? Pastinya kalau yang sudah pernah membaca tahu lah.
0 komentar:
Post a Comment